CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Sabtu, 20 Desember 2008

Cara Menumbuhkan Motivasi Seorang Karateka

Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika kita memiliki motivasi yang kuat dalam diri kita. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali kita menggapai apa yang kita cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin kita nggak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri.
Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut. Caranya…? coba simak kiat berikut ini:
* Ciptakan sensasiCiptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah anda saat pagi menjelang. Misalnya, anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan kemarin.
* Kembangkan terus tujuan andaJangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda.
* Tetapkan saat kematianAnda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan anda. Sejak anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika anda membayangkan ‘ajal’ anda sudah dekat, akan memotivasi anda untuk berbuat lebih banyak lagi hal hal yg baik selama hidup anda.
* Tinggalkan teman yang tidak perluJangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong anda mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman anda, seharusnya mampu membawa anda pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat anda berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.
* Hampiri bayangan ketakutanSaat anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut anda dengan mencoba mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.
* Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila anda selalu siap menghadapi setiap masalah, anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan anda.
* Mulailah dengan rasa senangJangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.
* Berlatih dengan kerasTidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.
Kesimpulannya, motivasi adalah ’sesuatu’ yang dapat menumbuhkan semangat anda dalam rangka mencapai tujuan. Dengan motivasi yang kuat di dalam diri sendiri, anda akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga anda pun nggak ragu lagi melangkah mencapai tujuan dan cita-cita hidup anda..! ***


dikutip dari : http://past-story.blogspot.com/2008/10/cara-menumbuhkanmotivasi.html

[+/-] Selengkapnya...

Tingkatan DAN VIII Karate Tradisional

Tingkatan DAN menerangkan tingkat kemampuan fisik dan mental seseorang karateka, jadi ada alat tolok ukur yang jelas dan diakui secara luas terlebih dahulu. Tolok ukur itu ada yang dikeluarkan oleh cabang olahraga seperti Judo dan Karate Tradisional dan adapula yang ditetapkan oleh aliran/perguruan masing-masing secara lokal, nasional, maupun internasional. Sehingga ada bermacam-macam tolok ukur dan ada bermacam-macam pula tingkatan DAN.Adapun tingkat DAN J.K.A. berdasarkan tolok ukur yang jelas dari J.K.A., yaitu sebuah lembaga pendidikan shoto karate-do yang sudah diakui di seluruh dunia. Jadi berbeda dengan tingkatan DAN cabang olahraga karate tradisional.Seperti halnya Shihan Sabeth Mukhsin pada Gashuku Internasional dan ujian tanggal 16 April 2005 di Tokyo bertempat di Dojo Pusat J.K.A. mendapat tingkatan DAN VII dan lulus kualifikasi pelatih kelas A, sedangkan di karate tradisional mempunyai tingkatan DAN VIII yang diterbitkan oleh Yayasan INKAI Karate-do Tradisional dan dianut oleh organisasi cabang olahraga karate tradisional yaitu Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI).Keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan dalam dasar dan tolok ukur tetapi saling menunjang. Misalnya persamaan dalam rumusan kriteria tingkatan DAN VII dan DAN VIII antara JKA dan FKTI. DAN VII itu adalah tingkatan tertinggi dengan materi ujian; kata, kumite dan hasil penelitian teknik. DAN VIII harus berdasarkan rekomendasi lembaga tertinggi teknik yaitu kalau di JKA disebut Shihankai, sedangkan di FKTI disebut Majelis Karate Tradisional (MKT). Perbedaannya FKTI adalah organisasi cabang olahraga karate tradisional tingkat nasional, sedangkan JKA/World Federation adalah perguruan shoto Karate-do internasional.Tidak pada tempatnya tingkatan DAN dijadikan obyek persaingan atau perlombaan antar lembaga/perguruan/aliran yang dasar tolok ukurnya berbeda. Untuk wilayah Asia-Oceania selain orang Jepang, pencapaian tingkatan DAN VII tersebut sudah tertinggi dan masih sendirian. Yang paling banyak ada di Afrika Selatan.Jadi kesimpulannya adalah Yayasan INKAI Karate-do Tradisional memiliki standar yang dianut oleh cabang olahraga karate tradisional di Indonesia, mengacu pada tingkat mutu yang digunakan oleh JKA/World Federation dan ITKF (International Traditional Karate Federation). Dan pada Gashuku internasional tersebut Mr. N. Nakahara, Presiden JKA/World Federation mengumumkan secara resmi penggunaan istilah “dento budo karate-do”, “traditional martial-arts karate-do” atau dalam bahasa Indonesia “karate beladiri tradisional” untuk karate-do yang dianut oleh JKA/World Federation. Di samping itu Yayasan INKAI karate-do tradisional tetap memelihara hubungan dengan perguruan/aliran yang relevan seperti Gojukai sebagai sumber materi kurikulum cabang olahraga karate tradisional, sebagaimana JKA juga menggunakan sebagai referensi bahan-bahan dari perguruan/aliran asal Okinawa.

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 09 November 2008

FKTI Akan Gelar Kejuaraan Terbuka Junior Karate Tradisional 2008 di Jakarta

Senin, 10 Desember 2007 22:07

Pengurus Besar Federasi Karate Tradisional Indonesia (PB FKTI) akan menggelar Kejuaraan Terbuka Junior Karate Tradisional pada 26-27 Januari 2008 mendatang di GOR Ragunan Jakarta yang memperebutkan Piala Secom.

"Kejuaraan Junior ini akan mempertandingkan 18 nomor," kata Ketua Umum PB FKTI Sabeth Mukhsin didampingi Sekjen PB FKTI Suparlan di Jakarta, Senin (10/12).

Menurut dia, kejuaraan "Jakarta Junior Open Tournament 2008" ini sebagai upaya untuk pembibitan atlet karate tradisional dan menjadi tolok ukur bagi pembinaan pengurus daerah. Peserta kejuaraan junior ini dibagi dalam kelompok umur 9-18 tahun.

"Peserta dapat dari wakil daerah dan peserta perseorangan yang dari klub mengingat kejuaraan ini dilaksanakan terbuka," Sabeth yang juga direktur di badan dunia karate Tradisional (ITKF). Ia bersyukur dengan adanya sponsor perusahaan Secom untuk kejuaraan ini.

Ketua Umum PB FKTI juga menyatakan bahwa kejuaraan ini sebagai peringatan 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia-Jepang.

Agenda PB FKTI lainnya adalah menggelar kejuaraan terbuka karate tradisional di Jateng dan Lampung pada Desember 2007.

FKTI juga mempersiapkan atlet yang akan diturunkan dalam kejuaraan karate tradisional Euro-Asia 2008 di India pada April 2008.

Sementara Ketua pelaksana Peter EJ Ferdinandus mengatakan sebelum pelaksanaan kejuaraan junior ini akan berlangsung pelatihan untuk wasit selama dua hari.

Disinggung usia peserta, ia mengemukakan, hal itu akan dilihat dari akte kelahiran atlet peserta yang bersangkutan.

Untuk pemenang akan mendapat penghargaan, medali serta piala bergilir untuk juara umum.

Nomor-nomor yang dipertandingkan yakni kata perorangan putra/putri, kumite perorangan putra/putri, kumite umur 11 dan 12 tahun perorangan putra/putri, kumite umur 13 dan 18 tahun perorangan putra/putri, fukugo umur 13 dan 18 perorangan putra/putri. (*/lpk)

[+/-] Selengkapnya...

Sumpah Karate

dojokun-shotokan

SUMPAH KARATE

1. Sanggup Menyempurnakan Kepribadian

2. Sanggup Patuh Pada Jalan Yang Benar

3. Sanggup Meningkatkan Daya Juang

4. Sanggup Menjaga Sopan Santun

5. Sanggup Mengendalikan Diri


[+/-] Selengkapnya...

KONI Pusat Harus Akui INKAI FKTI

Sumber (Media Kepri, Kamis 4 Agustus 2005) dikirim pada tanggal 20-11-2007

CATATAN DARI KONGRES FKTI II BOROBUDUR Kongres FKTI II Borobudur Camp 2005 telah berakhir. Banyak poin penting yang dihasilkan di dalam kongres di Magelang 3-10 Juli 2005 tersebut. Di bawah ini catatan beberapa poin penting kongres FKTI II, yang diperoleh MEDIA KEPRI dari salah seorang peserta Kongres dari Karimun, Simpai Tito Rabu (4/8)

[+/-] Selengkapnya...

20 ATLIT KARATE KE SURABAYA

Senin, 30 Juli 2007

Dalam rangka kejuaraan karate Surabaya open 2007 pada 3 Agustus 2007, FKTI (Federasi Karate Tradisional Indonesia) Banyuwangi mengirimkan 20 Atlit Karate ke Surabaya.

Joko Triadni, Ketua FKTI Banyuwangi mengatakan, " 20 atlit itu akan berangkat pada tanggal 2 Agustus nanti dan pertandingan akan berlangsung pada tanggal 3-5 Agustus di gelanggang remaja Surabaya" . Joko menambahkan, pada kejuaraan tersebut pihaknya hanya mentargetkan kelompok umur 16-18 tahun untuk mengumpulkan medali." Dalam kejuaraan tersebut untuk kelompok umur 8 - 15 tahun tidak kami beri target karena masih dalam tahap percobaan tapi, pada kelompok umur 16 - 18 tahun kami target agar dalam kelompok umur itu bisa menyabet semua medali untuk mempertahankan prestasi yang kami raih pada tahun lalu, di mana pada tahun lalu kami berhasil memborong medali pada kelas tersebut", ungkap Joko. (SSP)

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 17 September 2008

Selamat Datang Di Blog Sekolah Karate Banyuwangi

Ossu ....

Salam Karateka
Dengan Sangat Bangga Kami Mempublikasikan Sekolah Karate Banyuwangi Ini Dengan harapan untuk memperkenalkan karate tradisional indonesia khusunya di daerah banyuwangi - Jawa Timur

untuk lebih lengkapnya klik disini

Jangan Lupa Untuk Berkunjung Kembali Ke Blog Kami .



[+/-] Selengkapnya...

Sejarah INKAI-FKTI

WACANA KELAHIRAN INKAI

KOMITE EKSEKUTIF PORKI – Pusat
SK Presidium PORKI No.1/Pres/SK/70
Tertanggal 13 February 1970

Tugas :

a). Memimpin PORKI sehari-hari secara keseluruhan

b). Menetapkan rencana kerja dan program kekaratean untuk setiap semester atau tahun.

c). Menyelenggarakan dan mengasuh AKADEMI KARATE INDONESIA

d). Bersama Korps Pelatih / Instruktur Karate Indonesia

e). Bersama dengan Majelis Sabuk Hitam mengadakan usaha-usaha untuk : mengembangkan ilmu dan teknik kekaratean, mengembangkan buku-buku pedoman kekaratean, mengembangkan dan menetapkan KODE KEHORMATAN KARATEKA (Code of Honour)

f). Menetapkan peraturan-peraturan Sistem, Prosedur, dan Metode penyelenggaraan Kehidupan Keorganisasian dan Kekaratean Indonesia.

g). Memimpin , membina, dan mengkoordinir Komisariat daerah (KOMDA-KOMDA)

Keputusan Presidium PORKI No.3/Pres/SK/70 tanggal 24 Mei 1970 : Komite Eksekutif bertugas menyelenggarakan Kongres PORKI Ke-3

KEPUTUSAN PIMPINAN KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA PUSAT
NOMOR : 03 TAHUN 1971

TENTANG


PENGAKUAN PORKI HASIL KONGRES TERTANGGAL 6 s/d 9 AGUSTUS 1970 DI JAKARTA SEBAGAI ANGGOTA SEMENTARA KONI PUSAT
Tertanggal : 25 Januari 1971

Dengan menimbang antara lain bahwa sehubungan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PORKI cukup mememuhi syarat serta termaktub di dalamnya suatu azas tujuan untuk menampung segenap aliran Karate, maka dianggap tiada suatu keberatan untuk tetap mengakui PORKI hasil Kongres tertanggal 6 s/d 9 Agustus 1970 di Jakarta sebagai satu-satunya Anggota Sementara KONI Pusat

Surat Keputusan itu memutuskan antara lain :

Pertama :

Mengakui PORKI hasil Kongres tertanggal 6 s/d 9 Agustus 1970 di Jakarta sebagai satu-satunya anggota sementara KONI Pusat.

Kedua :

Selama masa percobaan keanggotaan PORKI tersebut diwajibkan kepada PORKI untuk dapat menampung seluruh aliran Karate di Indonesia.

1970 Oktober :

PORKI hasil Kongres turut serta pada pembentukan WUKO dan Kejuaraan Dunia Pertama.

1971 15 April :

Pertemuan Majelis Sabuk Hitam PORKI di gedung KONI JAYA Jl. Ir. Juanda III Jakarta Pusat sepakat untuk mendirikan Institut Karate-do Indonesia yang semula tersebut di dalam tugas Komite Eksekutif PORKI bernama Akademi Karate Indonesia.

1971 Oktober :

INKAI –PORKI menjadi anggota tetap KONI Pusat

1972 April :

INKAI – PORKI mengikuti Kongres dan Pertandingan Kejuaraan Dunia WUKO-II di Paris, Perancis.

1972 Oktober :

Pembentukan FORKI dengan perubahan dari huruf P ke huruf F yaitu menjadi federasi wilayah olahraga Karate-do.

1975 Agustus :

INKAI – PORKI mengikuti Kongres IAKF Pertama Los Angeles, USA.


FKTI Induk Organisasi Cabang Olahraga Karate Tradisional

PON VII 1969 Surabaya
- Ekshibisi Karate ‘Tradisional’ oleh PORKI.

PORKI~ FORKI 1970 ~ 1975 Karate ‘Tradisional’
1970
- Komite Eksekutif PORKI Pusat dengan gagasan Akademi Karate Indonesia
1971
- Pembentukan INKAI - Standar Karate-Do.
- INKAI PORKI anggota tetap KONI Pusat.

FORKI 1973
PON VIII Jakarta, pertama kali dipertandingkan dengan peraturan Karate ‘Tradisional’.

FORKI 1975~1984
Karate ’Tradisional’ (IAKF) dan Karate ‘Umum’ (WUKO)
INKAI 1981 - Kejuaraan Asia Oceania ke II (IAKF~ITKF) di Jakarta.

FORKI 1984 ~ sekarang
Karate Umum hanya WUKO ~ WKF ex-WUKO

FKTI 1985 ~ sekarang
Pembentukan KNPB dan PKSI-Karate Standar (IAKF~ITKF)

IOC 1993
Karate Tradisional (KT) berbeda dan setara dengan Karate Umum (KU) WKF ex-IOC

KONI 1994

Surat ke ITKF, INKAI ikut peraturan ITKF

FKTI 2000
Perubahan dari PKSI menjadi FKTI dan Kejuaraan Dunia ITKF X Bologna, Italia

FKTI 2001
Kongres FKTI I di Semarang

FKTI 2002
- Januari Borobudur Camp, Magelang
- Kejuaraan Dunia ITKF XI Beograd,Yugoslavia

FKTI 2003
Januari Bimasakti Camp, Jakarta

FKTI 2004
- Januari Pekan KT dan Kejurnas FKTI I Jakarta
- Diakui Pemerintah, Dirjen Olahraga, 26/3/2004
- Kejuaraan Dunia ITKF XII Davos, Switzerland

FKTI 2005
- Januari Batam Camp 2005.
- Kongres II FKTI, Borobudur Camp II Mid-Year

FKTI 2006
- Jakarta, January Mastercamp, Pedoman Pembinaan Tehnik Karate Tradisional, Gashuku & Ujian Nasional 28 Agustus –
- 01 September, Kejurnas FKTI 2 s/d 3 September.

FKTI 2007
- Majelis Karate Tradisional 24 - 27 January 2007

Image

Kejuaraan Dunia ITKF XIII, Saskatoon, Canada - 2 s/d 7 October 2006

Image

Seri Buku Karate Tradisional

Adalah rujukan-standar cabang olahraga beladiri Karate-do Tradisional

FORKI 1970 - 1975 Karate Tradisional (T)
FORKI 1975 - 1984 Gabungan Karate Tradisional dan Karate Umum (KT)
FORKI 1984 - Sekarang, Karate Umum (K)
FKTI (ex-PKSI) 1985-Sekarang, Karate Tradisional (T)

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memulihkan hak hidup cabang olahraga Karate Tradisional.
Ada tiga gelombang besar dalam penegakkan cabang olahraga Karate Tradisional

1. Tahun 1970 dengan puncak Komite Eksekutif PORKI Pusat :

a). 1969 Demo pada PON VII Surabaya – Karate Tradisional
b). 1970 Kongres PORKI ke-III
c). 1970 Kejuaraan Dunia WUKO I Tokyo, Jepang.
d). 1971 INKAI-PORKI anggota tetap KONI Pusat.
e). 1972 INKAI-PORKI mengikuti WUKO II, Paris.
f). 1972 Pembentukan FORKI.
g). 1973 PON VIII, Jakarta diikuti FORKI Karate Tradisional
h). 1975 INKAI-FORKI mengikuti Kongres IAKF, Los Angeles, sedangkan FORKI sendiri mengikuti Kongres WUKO ke-III di Long Beach, USA. Mengarah ke Karate Tradsional dan Karate Umum.

2. Tahun 1985 dengan puncak KNPB (Komite Nasional Piala Bimasakti) dan PKSI

a). 1984 Kongres FORKI Lampung
- FORKI hanya menjadi anggota WUKO (tidak lagi IAKF) – Karate Umum saja.
- FORKI berubah menjadi Federasi aliran/ perguruan.
b). 1985 Kejuaraan Karate Olimpik Piala (KOP) Bimasakti
c). 1987 Pekan Karate Standar INKAI – PKSI

3. Tahun 2000 dengan puncak perubahan nama PKSI menjadi FKTI dan Kejuaraan Dunia ITKF X Bologna, Italia.
a). PKSI berubah menjadi FKTI dan Kejuaraan Dunia ITKF ke X
b). 2001 Kongres FKTI I Semarang, Jawa Tengah.
c). 2002 January Camp – Borobudur Camp & Kejuaraan Dunia ke- XI Belgrade, Yugoslavia
d). 2003 January Camp – Bimasakti Camp
e). 2004 January Camp – Pekan Karate Tradisional & Kejuaraan Dunia ITKF ke-XII Davos, Swiss.

Diharapkan induk organisasi cabang olahraga Karate Tradisional yang berbeda dan setara dengan cabang olahraga lainnya sebagai anggota KONI dapat terwujud pada tahun 2004. Karate-do Tradisional telah memiliki sebuah badan hukum yaitu Yayasan INKAI selaku Pemegang Hak Cipta atas Seni Logo INKAI yang menjamin satu kesatuan standar cabang olahraga Karate-do Tradisional (Lembaga Standarisasi Karate-do Tradisional), dengan berpedoman pada seri buku Karate-do Tradisional sebagai rujukan standar cabang olahraga beladiri Karate-do Tradisional.

[+/-] Selengkapnya...

SUSUNAN BADAN ORGANISASI, KEPENGURUSAN DAN KEANGGOTAAN FKTI

POKOK-POKOK PEMIKIRAN

FKTI : menaungi olahraga Karate Tradisional, menyalurkan aspirasi olahragawan Karate Tradisional dalam daerah satuan Olympiade (NOC-National Olympic Committee) atau di Indonesia disebut KOI (Komite Olimpiade Indonesia) meliputi wilayah yang sama dengan wilayah Negara Republik Indonesia.


Badan Organisasi :
FKTI
KORNAS
KORDA
KORCA

Susunan Kekuasaan:
Kongres FKTI
Pengurus KORNAS --- --- ---> Pengurus Besar (PB) FKTI
Pengurus KORDA --- --- ---> Pengurus Daerah (Pengda) FKTI
Pengurus KORCA --- --- ---> Pengurus Cabang (Pengcab) FKTI

Keanggotaan :

Anggota FKTI terdiri dari :
1. KORNAS, KORDA dan KORCA.
2. Perorangan sebagai anggota pengurus, pelatih, wasit juri, dan atlet yang terdaftar pada KORNAS, KORDA dan KORCA.

Kongres FKTI :
1. Meliputi seluruh Indonesia.
2. Kegiatan pada waktu kongres saja.
3. Memegang kekuasaan tertinggi dalam FKTI
4. Peserta kongres adalah dari utusan KORNAS dan utusan KORDA/ KORCA yang jumlah masing-masing disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.

KORNAS FKTI :
1. Meliputi seluruh Indonesia.
2. Kegiatan terus menerus.
3. Terdiri dari : Pengurus Besar FKTI, Anggota perseorangan: Pelatih Nasional, Wasit juri Nasional, dan atlit Nasional dan anggota terpilih dari Kongres FKTI.

KORDA FKTI :
1. Meliputi wilayah propinsi atau setingkat.
2. Kegiatan terus menerus.
3. Terdiri dari Pengurus KORDA FKTI, seluruh Pengurus KORCA-KORCA di daerah tersebut, dan Anggota Perseorangan: Pelatih daerah, Wasit juri daerah, Penguji daerah dan atlit daerah.
4. Dalam Pembentukannya harus berdasarkan dari Rapat Umum Anggota yang dihadiri oleh Anggota-anggota Perseorangan (Pelatih-Pelatih daerah dan cabang, Wasit Juri daerah, Penguji daerah dan atlit-atlit daerah) dan seluruh Pengurus KORCA-KORCA di daerah terkait.

KORCA FKTI :
1. Meliputi wilayah kabupaten atau setingkat.
2. Terdiri dari pengurus KORCA, dan Anggota Perseorangan: Pelatih Cabang, Wasit Juri Cabang, Penguji Cabang dan atlit Cabang.
3. Dalam Pembentukannya harus berdasarkan dari Rapat Umum Anggota yang terdiri dari Anggota-anggota Perseorangan (Pelatih-Pelatih cabang dan klub, Wasit Juri cabang, Penguji cabang dan atlit-atlit cabang)

Unit / Dojo/ Klub : Dapat di bina oleh KORNAS, KORDA, atau KORCA, akan tetapi harus terdaftar pada KORCA setempat

Karate Tradisional adalah wujud dari suatu kesatuan Cabang Olahraga yang baku yaitu Cabang Olahraga Beladiri Karate Tradisional.

Pengelola Tunggal tingkat Nasional adalah Organisasi Olahraga Beladiri FKTI dengan Lembaga Penelitian dan Standarisasi

Karate Tradisional Indonesia yakni Yayasan INKAI Karate-do Tradisional.

Sistem latihan, sistem pertandingan, dan sistem penilaian tingkat prestasi merupakan satu kesatuan berdasarkan materi Kihon, Kumite dan Kata yang berhakekat Kime.

Saling menghormati perbedaan antara Sistem Cabang Olahraga dan Sistem Perguruan agar bisa saling mengisi.

FKTI tidak terdiri dari perguruan/aliran tetapi menghormati perguruan/aliran sebagai partner dalam pengembangan Karate Tradisional.

Penyesuaian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dilaksanakan pada Kongres melalui Tim Perumus. Usul-usul Penyesuaian ataupun perubahan antara lain sebagai berikut :

1. Badan Pengawas Keuangan (BPK) akan menjadi Badan Perencanaan & Pengendalian Anggaran (BPPA),
2. Pengertian Lambang pada Anggaran Rumah Tangga (ART),
3. Dewan Ahli atau Dewan Pakar atau Dewan Penuntun/Tutor,
4. Dewan Penilai menjadi Dewan Penguji/ Penilai,
5. Masyarakat Sabuk Hitam (MSH) Karate Tradisional dan Kartu Anggota,
6. Munas FKTI,
7. Iuran, uang ujian, sertifikasi dll,
8. Peserta Pertandingan Karate Tradisional hanya bagi pemegang ijazah Karate Tradisional atau melalui Dewan Penilai (Eligibility).

[+/-] Selengkapnya...



Tab 2.3
Tab 3.1
Tab 3.2
Tab 3.3
Tab 4.1
Tab 4.2
Tab 4.3